Teater Ego Kebumen Bakal Pentaskan "Terdampar"
Ilustrasi |
Lakon ini merupakan komedi absurd di ujung kehidupan, yang mengeksploitasi keanehan masyarakat. Meski manusia terlahir berbeda, ada yang lahir sebagai penguasa, bawahan atau rakyat jelata, mereka mempunyai kebutuhan dasar yang sama, makan. Apa yang akan terjadi jika kebutuhan dasar itu habis? Siapa yang harus dikorbankan, penguasa, bawahan atau rakyat jelata?
Dalam lakon "Terdampar", kondisi itu kemudian dianalogikan dengan tiga karakter. Yaitu gendut, sedang dan kurus yang terdampar di suatu tempat terpencil. Saat bahan makanan mereka habis, harus diputuskan siapa di antara mereka bertiga yang harus dimakan. Masing-masing membela diri sesuai dengan karakter dan ideologinya yang berbeda untuk menyelamatkan diri sendiri. Lepas dari keharusan untuk dikorbankan, menjadi makanan bagi lainnya.
Gendut menggambarkan penguasa penuh kewibawaan yang lalim. Sedang mengibaratkan bawahan penguasa yang licik dan mau cari aman sendiri. Sementara kurus menggambarkan rakyat jelata yang polos dan cenderung tertindas. Melalui adu argumentasi ketiga sosok utama ini, kritik sosial dilontarkan terhadap fenomena masyarakat kekinian. Penonton juga akan diajak berpikir dan menghayati bahwa fenomena perang ideologi demi kepentingan pribadi lumrah terjadi. Seperti apa ideologi yang harus bertahan?
Dibanding lakon "Robohnya Surau Kami" yang dipentaskan Teater Sinar SMA Muhammadiyah Gombong di Aula PDM Kebumen, 12 Maret 2018, lakon "Terdampar" ceritanya lebih absurd.
"Tiga tahun yang lalu, bereksperimen dengan surealisme teater di Kebumen, hasilnya tidak mengecewakan. Kini tiba saatnya lebih jauh masuk dalam belantara estetika yang lebih rumit, absurdisme teater", tulis Putut Ahmad Su'adi dalam akun facebooknya terkait rencana pementasan ini.
Sejumlah pemain teater yang sudah malang melintang di Kebumen akan tampil dalam pementasan ini, yakni Charis Mun'im, Hasbillah Rifa'i dan Saeful Ngulum. Mereka akan didukung Wiwit, Uus, Bambang Supriyadi dan Nano Warisno.
Pementasan akan dilakukan dua kali, yakni Sabtu 21 April 2018 pukul 16.00 dan 20.00 WIB dengan HTM Rp10 ribu rupiah. Untuk pementasan malam hari akan dirangkai dengan launching tari "Danyang Watulawang" hasil kreasi Sanggar Seni "Sesanti Bumi".
Panitia mengupayakan kegiatan ini bisa dihadiri Plt Bupati Kebumen, KH Yazid Mahfudz.(kj)