42 SD di Kebumen Belum Miliki Kepala Sekolah
Plt Bupati Kebumen Yazid Mahfudz, melantik 788 kepala sekolah di Gedung Pertemuan Setda. |
Yazid Mahfudz, mengatakan dengan dilantiknya kepala sekolah akan membawa harapan baru. "Sekolah dengan pimpinan baru, atau pimpinan lama yang dilantik kembali tentunya kinerjanya diharapkan semakin baik. Sehingga outputnya juga semakin baik" kata Yzaid Mahfudz, saat menyampaikan sambutannya.
Ia meminta kepala sekolah harus mampu menjadi manajer dan harus mampu mengatur agar semua potensi sekolah dapat berfungsi secara optimal. Hal ini dapat dilakukan jika kepala sekolah mampu melakukan fungsi-fungsi manajeman dengan baik. Meliputi perencanaan, pengorganisasian, penghargaan dan pengawasan.
Menurutnya, dari segi kepemimpinan, seorang kepala sekolah mungkin perlu mengadopsi gaya kepemimpinan transformasional. Agar semua potensi yang ada di sekolah dapat berfungsi secara optimal.
Kepemimpinan transformasonal adalah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemberian kesempatan, dan atau mendorong semua unsur yang ada dalam sekolah untuk bekerja atas dasar sistem nilai yang luhur.
"Sehingga semua unsur yang ada di sekolah, baik guru, siswa, pegawai, orangtua siswa, masyarakat, dan sebagainya berpartsipasi secara optimal dalam mecapai tujuan sekolah," ujarnya.
Lebih jauh, Gus Yazid membeberkan salah satu indikator IPM adalah hasil dari pendidikan. Ukuran pembangunan juga dilihat dari hasil penidikan formal.
"Kita harus bisa mencapai angka 100 persen. Kita ingin semua anak pada jenjang TK, SD dan SMP seluruhnya bersekolah. Karena itu, sekolah juga harus proaktif. Tidak hanya sekedar menunggu msyarakat yang mendaftar," pintanya.
Apalagi sekarang ini, lanjut dia, banyak sekolah SD yang kekurangan murid karena beberapa faktor. Baik karena inputnya yang kurang atau karena sekolah tersebut kurang diminati.
Disisi lain, Yazid Mahfudz, menyampaikan saat ini Pemkab kebumen sedang fokus pada sistem rayonisasi. Supaya anak-anak yang beprestasi bisa tersebar, tidak terkumpul dalam satu sekolah. Sehingga bisa mendorong atau mengnspirasi prestasi yang lain.
Artinya input dari sekolah bisa merata. Sehingga diharapkan prestasinya tidak kalah dengan sekolah-sekolah yang disebut sekolah favorit. Tinggal mengoptimalkan proses di sekolah tersebut.
"Saat ini kita mengalami kekurangan guru PNS. Sehingga banyak tenaga guru non PNS. Sementara itu, di banyak tempat juga banyak sekolah kekurangan murid. Karena di masa depan, kemungkinan akan melakukan rekruitment guru PNS. Supaya proses pembelajaran kita mejadi efisien dan efektif," imbuhnya.(*)