Mau Jadi Calon Polisi, Polres Kebumen Minta Pelajar SMK Negeri 2 Siapkan Fisik dari Sekarang
Kasat Samapta Polres Kebumen memberikan sosialisasi pendaftaran masuk Anggota Polri (Foto: Humas Polres Kebumen) |
Dipimpin Kasat Samapta Polres Kebumen AKP Rudjito, sosialisasi penerimaan anggota Polri diselenggarakan di SMK Negeri 2 Kebumen, Senin, 2 Desember 2019. Pada kesempatan itu, para siswa diberikan gambaran umum persyaratan masuk anggota Polri.
"Seleksi masuk Polri harus dipersiapkan sejak awal. Semakin lama semakin bagus periapannya," ujar Rudjito, disela-sela sosialisasi.
Mumpun masih ada waktu yang masih panjang, Kasat Samapta mengajak para pelajar untuk berlatih fisik. Hingga mempersiapkan kelulusan dengan nilai yang bagus.
Menurutnya, hasil nilai ujian akhir sekolah menjadi salah satu pertimbangan panitia saat melakukan penilaian seleksi. Hal ini juga harus didukung dengan tes jasmani yang bagus hingga test psikologi serta fisik yang memenuhi syarat.
Seleksi penerimaan Polri pada tahun-tahun sebelumnya, ada standar baku mengenai tinggi badan. Yaitu 165 cm untuk calon pendaftar putra dan 160 cm untuk calon pendaftar putri.
"Jika kita lihat sepintas, murid SMK Negeri 2 Kebumen memiliki postur tubuh yang tinggi. Jadi semua berpotensi dan memiliki kesempatan besar masuk menjadi anggota Polri," ungkapnya.
Peminat untuk menjadi anggota Polri di Kebumen termasuk tinggi pada setiap tahunnya. Bahkan, para warga masyarkat tak sedikit mengikuti program pembinaan dan latihan (Binlat) agar dapat dengan mudah mengikuti seleksi masuk anggota Polri.
Pada tahun anggaran 2020, Binlat akan digelar di tingkat Polda, bukan lagi di tingkat Kabupaten.
Warga yang ingin mengikuti program Binlat bisa mendaftarkan diri dan seleksi melalui Polres Kebumen melalui Bagian Sumberdaya Manusia Polres Kebumen.
Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan, pihaknya menjamin bahwa masuk anggota Polri gratis 100 persen, termasuk mengikuti Binlat pra pendaftaran masuk Polri.
Iapun mengungkapkan, jika ada oknum yang dapat meloloskan masuk Polri dengan menggunakan uang sogokan, itu pelanggaran berat.
"Jika ada yang menjanjikan masuk pakai uang pelicin itu tidak benar. Yang menentukan lolos tidaknya adalah kemampuan masing-masing peserta seleksi. Mari dipersiapkan sejak awal," kata AKBP Rudy.(*)