Candi Borobudur Segera Dibuka dengan Protokol Kesehatan Ketat
Ganjar saat mengecek persiapan pembukaan Borobudur. (Foto: Slam/Humas Jateng) |
Simulasi yang berlangsung sekitar dua jam itu diikuti langsung oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Hadir pula Bupati Magelang Zaenal Arifin, serta Direktur Utama TWCB Edy Setijono.
Dalam simulasi, dipraktekkan penerapan protokol kesehatan sejak pintu gerbang sampai di depan anak tangga pertama Candi Borobudur.
Simulasi dimulai dari penyemprotan disinfektan pada transportasi pengunjung, pemakaian masker, kemudian pengunjung antre pada garis-garis kotak untuk cuci tangan di wastafel yang telah disiapkan pengelola. Sebelum berjalan menuju loket, pengunjung harus memasuki bilik disinfektan yang menyemprotkan air sabun.
Jaga jarak jadi peraturan yang banyak diterapkan. Termasuk di loket dan pintu masuk ke Candi. Jika pengunjung enggan mengantre panjang, pengelola juga menyiapkan loket elektronik. Yang terakhir pemeriksaan suhu badan, dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan barang-barang bawaan. Ketika ada pengunjung yang suhu badannya mencapai 37,8 derajat celcius, maka pengunjung tidak dipersilakan masuk.
Selain itu, pengelola candi juga menempatkan petugas di sejumlah titik di komplek candi untuk mengingatkan pengunjung terhadap penerapan protokol kesehatan.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkap bahwa simulasi kali ini sebagai upaya jawaban keluhan dari pelaku wisata, terutama yang ada di Jawa Tengah.
"Simulasi ini nantinya akan bisa memberikan satu obat rindu bagi yang ingin piknik. Saya juga mendapat keluhan dari pelaku wisata. Tidak cukup nonton video, pemandu wisata lama menganggur. Tapi maaf, belum membuka dengan kapasitas besar. Terpenting adalah menyiapkan protokol kesehatan aman bagi pengunjung dan tidak ada potensi penularan Covid-19,” tutur Ganjar.
Sebelum akhirnya benar-benar dibuka, Ganjar menegaskan setidaknya di kawasan sekitar Candi Borobudur mesti menepati selama 14 hari tidak ada penambahan kasus positif Covid-19.
"Borobudur ini menjadi sampel karena obyek wisata besar. Di tempat wisata lain juga ada upaya yang sama. Desa wisata yang berada di zona hijau juga nantinya kita buka," paparnya.
Sementara, Direktur Utama TWCB, Edy Setijono mengungkapkan, selain Candi Borobudur juga dilakukan simulasi di Candi Prambanan dan Boko.
"Simulasi ini nanti akan dievaluasi, hasilnya menjadi masukan ke kami. Soal mau dibuka kapan, menunggu evaluasi," terangnya.
"Jadi dalam simulasi ini kami siapkan layanan dan fasilitas terkait protokol kesehatan. Maka, kami mengundang Pak Gubernur dan Pak Bupati untuk mengevaluasi. Kami menunggu hasilnya," ucapnya.
Terkait rencana pembukaan bagi wisatawan, Ia memastikan akan menerapkan protokol kesehatan dan jumlah wisatawan dibuka secara bertahap.
"Kalau dibuka, kami mungkin akan bertahap mulai 20 persen dari kuota pengunjung. Normalnya per hari mencapai 7000 pengunjung, kami nanti akan bertahap," tandasnya.(*)