Pendidikan Orang Tua Kepada Anak - ini kebumen | Media Rujukan Kebumen

Pendidikan Orang Tua Kepada Anak

Oleh: Kang Juki

Pendidikan Orang Tua Kepada Anak
Ilustrasi
INI Kebumen - DIMULAINYA kembali pendidikan tatap muka (PTM) di sekolah dan madrasah tentu menjadi kabar gembira bagi para orang tua. 

Setahun lebih anak-anak terpaksa hanya melakukan pendidikan jarak jauh (PJJ) di sekolahnya akibat pandemi Covid-19. 

Berbagai kekhawatiran terjadi terhadap situasi ini. Kekhawatiran yang bersifat filosofis, dari learning loss (hilangnya proses pembelajaran) sampai pada lost generation (hilangnya suatu generasi). Kekhawatiran yang lebih praktis adalah pergeseran minat anak kepada game (permainan), ketimbang mengikuti pembelajaran. 

Pada saat anak-anak memegang gatget dan mendapatkan akses internet, tarikan untuk mencoba berbagai macam game lebih kuat ketimbang membaca beragam informasi yang tersebar di beragam website. Jangankan anak-anak, orang dewasa juga banyak yang suka bermain game online sampai lupa waktu.

Yang mungkin banyak diabaikan para orang tua pada saat PJJ adalah terbukanya kesempatan untuk mendidik langsung anak-anaknya. Tak sedikit orang tua yang mampu mendidik anak-anak orang lain namun angkat tangan untuk mendidik anaknya sendiri. Padahal dalam Al Quran dan hadis sudah dicontohkan bagaimana seharusnya orang tua mendidik anaknya.

Dalam Al Quran pendidikan orang tua kepada anak dicontohkan dengan apa yang disampaikan Lukman kepada anaknya. 

Pada surat Lukman ayat 13 disebutkan, "Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, "Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.""

Lalu pada ayat 16-19 Lukman juga mengajarkan kepada anaknya beberapa hal prinsip untuk menjalani hidup ini. 

"(Luqman berkata), "Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Maha Halus, Maha Mengetahui. Wahai anakku! Laksanakanlah sholat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting. Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.""

Salah satu hadis yang menyinggung pendidikan anak-anak adalah hadis yang menjelaskan doa yang diajarkan Sa'ad bin Abi Waqash kepada anak-anaknya yaitu: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut, dan berlindung kepada-Mu dari sifat pelit, dan berlindung kepada-Mu dari umur yang paling hina, dan berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia serta azab kubur." (HR Tirmidzi no. 3490 dishahihkan Muhammad Nashiruddin Al Albani)

Penting bagi para orang tua untuk mengevaluasi kembali, apa yang telah diajarkan kepada anak-anaknya. 

Meski orang tua mampu membiayai pendidikan formal anaknya ke jenjang tertinggi, tidak serta merta telah menggugurkan kewajibannya mendidik anak. Belum tentu di lembaga pendidikan formal yang ditempuhnya, anak-anak mendapatkan pendidikan prinsip hidup, sebagaimana diajarkan Lukman dan Sa'ad bin Abi Waqash.(*)

Penulis adalah pegiat media dan jamaah Masjid Agung Kauman, Kebumen.

Powered by Blogger.
}); })(jQuery); //]]>