Gandeng KUPU Prembun, UGM Berikan Pendampingan Literasi Sejarah Desa di Kebumen, Ini Tujuannya
Tim dari UGM memaparkan terkait literasi sejarah desa di Kebumen (Foto: Dok/KUPU Prembun) |
INIKEBUMEN.net - Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menggandeng komunitas KUPU Prembun, Kebumen untuk memberikan pendampingan terkait literasi sejarah desa.
Kegiatan tersebut diberikan kepada lima belas peserta dari delapan desa di Kebumen dengan diawali pelatihan penulisan sejarah desa.
Acara yang diadakan pada Sabtu, 24 Juni 2023, di Sekretariat KUPU Jalan Raya Prembun no. 65 tersebut dihadiri Kepala Departemen Sejarah FIB UGM, Dr Abdul Wahid MPhil, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) UGM dan pengurus komunitas KUPU.
Baca Juga: Ombudsman RI Buka Posko Pengaduan PPDB: Salah Satunya Soal Pungli Seragam Sekolah, Begini Cara Lapornya!
Disampaikan oleh Dr Abdul Wahid, Universitas Gadjah Mada memiliki tiga pilar kegiatan yaitu pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat.
Khususnya Departemen Sejarah, telah beberapa kali memberikan pendampingan dalam hal membangun kompetensi literasi sejarah.
Sebelum Kebumen, kegiatan serupa telah diadakan di Cirebon dan Kulonprogo Yogyakarta.
Ia mengungkapkan, total kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hingga empat bulan. Setelah workshop awal ini, para peserta diminta untuk melakukan pengumpulan data sejarah di wilayahnya masing-masing dan menyusunnya dalam sebuah essay sejarah.
"Selama proses ini tim kami akan selalu mendampingi. Hasil penelitian kemudian akan dikaji dalam workshop kedua yang rencananya akan diadakan bulan Oktober. Output pelatihan sendiri adalah buku kumpulan essay karya para peserta,” kata Wahid.
Sri Kusumastuti dari KUPU Prembun menyebutkan bahwa untuk pendampingan ini pihaknya menjaring peserta berdasarkan minatnya pada sejarah dan pelestarian sejarah.
Peserta datang dari latar belakang beragam seperti perangkat desa, karangtaruna, aktivis organisasi dan mahasiswa.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Pengajuan Akun dan Verifikasi Berkas PPDB Jateng Diperpanjang, Catat Tanggalnya
“Peserta sengaja kami seleksi mengingat dibutuhkan komitmen untuk aktif terlibat selama tiga bulan lebih," ujar Sri Kusumastuti.
Harapannya, lanjut Sri, setelah mendapatkan pendampingan ini para peserta memiliki kesadaran sejarah dan pentingnya melestarikan warisan budaya.
"Dengan demikian mereka bisa menjadi motor dan inspirasi di lingkungannya untuk membangkitkan kesadaran sejarah,” ujarnya.
Dalam pelatihan tersebut para peserta mendapatkan paparan dari Dr Ahmad Athoillah MA terkait cakupan sejarah desa.
Penulisan sejarah desa tidak boleh terkungkung hanya pada sejarah terbentuknya desa dan para penguasa desa namun harus mampu menjangkau peristiwa sosial, politik, ekonomi dan berbagai aspek kehidupan desa.
Selanjutnya, Abdul Wahid memberikan teknik-teknik menggali sejarah lisan. Mengingat kebanyakan desa kurang memperhatikan arsip dan dokumentasi.
Sehingga, sejarah lisan menjadi sangat penting dalam menyusun catatan perjalanan desa. Sedangkan materi ketiga diberikan oleh M Masrukhan SS, terkait pemanfaatan teknologi informasi untuk penelusuran sejarah desa.
Baca Juga: Polres Kebumen Bangun Gedung Satpas SIM Prototype 3 Lantai Senilai Rp22 Miliar, Bakal Dilengkapi Teknologi FIFO
Salah satu peserta, Muslimah mengakui bahwa saat ini pihaknya masih kesulitan menyusun sejarah desa.
Kepala Desa Pejengkolan ini berharap bahwa pendampingan yang diberikan akan memudahkan pemerintah desa dan warga dalam menyusun sejarah desa yang benar dan sesuai dengan kaidah penelitian.
M Amin Fitriyadi, peserta dari Desa Krakal Alian mengungkapkan bahwa pendampingan ini datang pada waktu yang tepat. Saat ini, pihaknya bersama tim tengah menggodog rencana penulisan buku sejarah organisasi.
"Pendampingan ini akan membuat saya semakin bersemangat dan Insya Alloh akan memberikan banyak dampak positif bagi rencana kami,” kata aktivis GP Ansor ini.
Workshop ditutup dengan perjalanan jelajah sejarah di seputaran Prembun. Para peserta dipandu oleh Fajar Elyas dari KUPU Prembun mengunjungi beberapa tempat bersejarah.
Titik pertama yang dikunjungi adalah kediaman Hj Nurhayati yang merupakan bekas perumahan staff Pabrik Gula Prembun.
Selanjutnya peserta berkunjung ke Cagar Budaya eks Kantor Direksi Pabrik Gula yang saat ini berfungsi sebagai Mapolsek Prembun.
***