Akibat Kekeringan Panjang, Ribuan Hektare Sawah di Kebumen Alami Puso
Kepala Distapang Kebumen Tri Haryono, memberikan keterangan pers di Gedung Press Center Kebumen |
"Kemarau panjang telah menyebabkan kekeringan hampir di 26 kecamatan di Kebumen," kata Tri Haryono, saat menjadi narasumber jumpa pers dengan tema "Tanggap Darurat Kekeringan di Kabupaten Kebumen" di Gedung Press Center, Rabu siang, 11 September 2019.
Tri Haryono mengatakan kekeringan tahun ini merupakan yang terpanjang dan terparah. Bahkan, berdampak pada semakin kecilnya pasokan irigasi. Terutama irigasi dari Waduk Sempor di wilayah Kebumen barat.
Namun berbagai upaya telah dilakukan pihaknya, terutama dengan memanfaatkan alat mesin pertanian (alsintan) yang mendukung penyediaan air irigasi, memberikan bantuan pompa air serta memperbaiki saluran irigasi teknis melalui proyek Jaringan irigasi tingkat usaha tani (JITUT) dan Jaringan irigasi desa (JIDES).
Pada 2019, areal padi di Kabupaten Kebumen diprediksi seluas 33.695 hektar, sedangkan luas panen 42.784 ha dan produksi rata-rata diperkirakan 5,67 ton per hektare. Jika dikurangi puso seluas 4.552 hektar, produktivitas rata-rata padi masih 4,43 ton per hektare. Adapun produksi panen September-Desember diperkirakan 158.246 ton.
Menurutnya, dengan asumsi jumlah penduduk Kebumen 1,3 juta jiwa dikonversi dengan lahan pertanain dan produksi tanaman padi dengan kebutuhan 110.571 ton , maka masih ada surlpus 149.757 ton.
"Kami mengimbau petani agar menaati pola tanam. Selain itu, para petani sebaiknya ikut program asuransi usaha tani padi (AUTP)," kata dia.
Hingga saat ini 4.729 petani dengan lahan padi seluas 1.194 ha yang telah mengikuti AUTP. Pihaknya terus menganjurkan para petani mengikuti asuransi usaha tani padi. Dengan premi asuransi yang harus dibayar petani cukup ringan, hanya Rp 36 ribu per hektar atau hanya Rp 6.000 tiap 100 ubin sawah.
"Jika padi puso telah diasuransikan, jangan langsung ditebang atau dirit, namun tunggu petugas jasindo akan datang meninjau lokasi padi," tandasnya.(*)