Memahami Siklus Kesulitan dan Kemudahan (Bagian 2-Habis)
Oleh: Kang Juki
Kang Juki |
Ada yang mempunyai persepsi kemudahan sesudah kesulitan itu seperti keajaiban, datang seketika tanpa proses. Sehingga saat mengalami kesulitan hanya diam saja, menyerahkan penyelesaian kesulitannya kepada kekuasaan Allah SWT semata.
Memang dalam surat Yasin ayat 82 Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, 'Jadilah!' Maka jadilah sesuatu itu." Karena itu bila Allah SWT memang menghendaki kesulitan kita bisa diatasi, seketika juga akan selesai.
Namun kita harus ingat dalam surat Al Insyirah ayat 7 disebutkan, "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)."
Terhadap ayat 7 tersebut, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan, "Yakni apabila kamu telah merampungkan urusan-urusan duniamu dan kesibukannya, dan telah kamu selesaikan semua yang berkaitan dengannya, maka bulatkanlah tekadmu untuk ibadah dan bangkitlah kamu kepadanya dalam keadaan bersemangat. Curahkanlah hatimu dan ikhlaskanlah niatmu dalam beribadah kepada-Nya dan berharap kepada-Nya."
Baca juga: Memahami Siklus Kesulitan dan Kemudahan (Bagian 1)
Secara implisit hal itu menegaskan adanya proses yang dilakukan manusia dari mengalami kesulitan hingga mendapatkan kemudahan.
Jika ditelaah, secara substantif kita akan menyebut sulit terhadap suatu kondisi yang belum terbiasa menghadapinya. Sehingga kesulitan masing-masing orang akan berbeda sesuai dengan kebiasaan hidupnya. Kalau sesuatu yang sulit mau dijalani dan membiasakannya, maka yang sulit akan berubah menjadi mudah.
Bukankah bagi yang belum bisa akan menyebut berenang itu sulit? Tapi ketika mau belajar dan berlatih, yang sulit itu menjadi mudah dan menyenangkan.
Sehingga keyakinan akan adanya kemudahan sesudah kesulitan juga perlu dipahami dalam perspektif yang luas. Hal ini akan menghindarkan kita dari tergerusnya keimanan kepada Allah SWT, akibat tidak merasa mendapat pertolongan saat mengalami kesulitan, meski sudah berdoa berulang kali. Padahal bentuk pertolongan-Nya yang ternyata tak sama dengan yang dibayangkan.
Saat kesulitan keuangan, bentuk pertolongan dari Allah SWT tentu tidak selalu berupa mendadak mendapatkan uang, bisa juga bentuk-bentuk lain yang saat dijalani membuat kita mendapatkan uang sesuai kebutuhan.
Pemahaman tentang kesulitan dan kemudahan dalam perspektif ini, membuat kita bisa meyakini hal yang sebaliknya, sesudah kemudahan akan ada kesulitan.
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Bila sebelumnya terus menerus merasakan kemudahan, dipermudah atau memudahkan setiap persoalan, suatu saat situasi bisa berubah. Ketika perubahan terjadi akan muncul sesuatu yang tidak biasa dan lazim disebut kesulitan.
Sehingga hakekatnya kesulitan dan kemudahan adalah persoalan penerimaan kita terhadap perubahan situasi, bisa dan mau untuk segera beradaptasi dengan perubahan atau tidak.
Jika kita merasa belum bisa beradaptasi atau mengantisipasi situasi, kita bisa meniru doa yang dipanjatkan oleh Ashabul Kahfi sebagaimana disebutkan dalam surat Al Kahfi ayat 10, yakni, "Ya Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami." Amin.(Selesai)
Penulis adalah pegiat media dan jamaah Masjid Agung Kauman, Kebumen.